TEORI ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
TEORI ASAL-USUL
NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
1.
TEORI
YUNAN
Teori Yunan ini mengungkapkan
asal usul nenek moyang Indonesia berasal dari wilayah Tiongkok, tepatnya daerah
Yunan. Nenek moyang bangsa Indonesia dipercaya telah meninggalkan wilayah Yunan
di sekitar hulu sungai Salween dan Sungai Mekong dengan memiliki tanah yang
subur. Diperkirakan karena bencana alam dan serangan suku bangsa lain maka
mereka mulai bergerak untuk berpindah.
Nenek moyang bangsa Indonesia
memiliki kebudayaan kelautan yang sangat baik, yakni sebagai penemu model asli
perahu bercadik yang menjadi ciri khas kapal- kapal bangsa Indonesia saat itu.
Penduduk Austronesia yang masih termasuk dalam wilayah kepulauan Nusantaraini
kemudian menetap dan akhirnya disebut bangsa Melayu Indonesia.
Orang- orang inilah yang
menjadi nenek moyang langsung dari bangsa Indonesia sekarang. Para Ahli
yang sepakat dengan teori ini antara lain J.R. Logon, R.H Geldern, J.H.C Kern,
dan J.R. Foster. Dasar utama teori Yunan adalah ditemukannya kapak tua di
wilayah Nusantara yang memiliki ciri khas yang sama dengan kapak tua di wilayah
Asia Tenggara.
Penemuan tersebut menandakan
adanya proses migrasi manusia di wilayah Asia Tenggara ke kepulauan di
Nusantara. Adanya migrasi manusia tersebut disebabkan karena faktor terdesak
oleh bangsa yang lebih kuat. Berdasarkan peristiwa tersebut, teori Yunanan menendakan
ada tiga glombang kedatangan tersebut, antara lain Proto Melayu, Deutro Melayu,
dan Melanosoid.
Hal yang mendasari teori Yunan
berikutnya adalah ditemukannya kesamaan bahasa yang digunakan masyarakat di
kepulauan Nusantara dengan bahasa yang ada di kamboja, yakni bahasa Melayu
Polinesia. Fenomena tersebut menandakan bahwa orang- orang Kamboja berasal dari
Yunan dengan cara menyusuri Sungai Mekong.
Arus migrasi atau perpindahan
tersebut kemudian diteruskan saat sebagian mereka melanjutkan pergerakan
tersebut sampai ke wilayah kepulauan di Nusantara. Jadi kesamaan bahasa Melayu
dengan bahasa Cham di Kamboja menandakan adanya hubungan dengan dataran
Yunan.
Teori Yunan juga didukung oleh
ahli dalam negeri bernama Moh. Ali yang menyatakan bahwa teori asal-usul nenek
moyang Indonesia adalah manusia yang berasal dari Yunan. Hal tersebut didasari
oleh adanya dugaan perpindahan atau migrasi orang- orang di daerah Mongol ke
selatan karena terdesak dengan bangsa- bangsa lain, terutama bangsa yang lebih
kuat atau berkuasa.
Tiga gelombang perpindahan atau
migrasi dalam teori Yunan dijelaskan lebih detail seperti berikut
ini:
a.
Proto
Melayu
Proto Melayu atau Melayu Tua adalah orang-
orang Austronesia yang berasal dari Asia yang pertama kali datang di kepulauan
Nusantara sekitar tahun 1500 SM.Bangsa Proto Melayu ini memasuki wilayah
nusantara dengan dua jalur, yakni jalur barat melalui Malaysia-Sumatera dan
jalur timur melalui Filipina –Sulawesi.
Bangsa Proto Melayu ini memiliki kebudayaan
yang lebih tinggi dibandingkan manusia purba sebelumnya.Kebudayaan tersebutnya
adalah batu baru atau disebut juga zaman neolithikum yang pembuatan batunya
sudah dihaluskan. Berdasarkan penelitian Van Heekeren di Kalumpang atau daerah
Sumatera utara, telah terjadi perpaduan antara tradisi kapak persegi dan kapak
lonjong.
Tradisi tersebut dibawa oleh orang-orang
Autranesia yang datang dari arah Utara atau melalui Filipina dan Sulawesi.
Perlu Grameds ketahui bahwa anak keturunan asli bangsa Proto Melayu adalah suku
Dayak dan Suku Toraja yang masuk dalam suku bangsa Indonesia.
b.
Deutero
Melayu
Bangsa Deutero Melayu atau Melayu Muda
kemudian berhasil mendesak dan akhirnya berasimilasi dengan bangsa
pendahulunya, yakni bangsa proto Melayu. Hal ini terjadi pada kurun waktu
sekitar tahun 400-300 S, yakni gelombang kedua nenek moyang bangsa Indonesia
datang ke wilayah Nusantara.
Bangsa Melayu muda ini masuk ke Nusantara
dengan jalur barat dengan menempuh rute dari Yunan lebih tepatnya Teluk Tonkin,
Vietnam, semenanjung Malaysia, dan sampai akhirnya sampai di wilayah Nusantara.
Bangsa ini telah memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan bangsa
pendahulunya (Proto Melayu) karena sudah bisa menghasilkan barang-barang dari
perunggu dan besi.
Contohnya kapak corong, kapak serpatu, dan
bentuk- bentuk nekara. Selain kebudayaan logam, bangsa ini juga sudah mulai
mengembangkan kebudayaan megalithikum. Contohnya membuat menhir atau tugu batu,
dan unden berundak. Keturunan bangsa Deutro melayu atau Melayu Muda ini adalah
suku Jawa, Melayu, dan Bugis yang termasuk dalam suku bangsa Indonesia.
c.
Melanesoid
Bangsa Melanesoid mulai hadir juga di sekitar
wilayah Papua pada akhir zaman es 70.000 SM.
d.
Bangsa
Primitif
Sebelum masuknya kelompok- kelompok bangsa
melayu (Proto Melayu dan Deutro Melayu) di Nusantara, sebenarnya sudah ada
kelompok manusia yang telah lebih dulu tinggal di wilayah ini. Kelompok
tersebut termausk dalam bangsa primitive dengan budaya yang masih sangat
sederhana. Berikut ini rincian penjelasan tentang bangsa primitif di Nusantara:
·
Manusia
Pleistosen (Purba)
Manusia purba saat itu selalu hidup nomaden, alias
berpindah-pindah tempat dengan kemampuan yang sangat terbatas. Begitu pula
dengan kebudayaan yang mereka miliki sehingga corak hidup mereka tidak dapat
diikuti kembali. Kecuali pada beberapa aspek saja, seperti teknologinya yang
masih sangat sederhana atau disebut juga dengan istilah teknologi
paleolitik.
·
Suku
Wedoid
Sisa- sia kelompok dari suku Wedoid sampai saat ini sebenarnya
masih ada, yakni suku Sakai di Siak dan suku Kubu di perbatasan Jambi dan
Palembang. Kelompok suku ini bertahan hidup dengan mengumpulkan hasil hutan dan
berkebudayaan dengan sederhana. Itulah sebabnya suku Wedoid sulit menyesuaikan
diri dengan masyarakat modern.
·
Suku
Negroid
Di wilayah Indonesia sudah tidak ditemukan lagi dari sisa- sisa
suku Negroid. Namun masih ada di pedalaman Malaysia dan Filipina dari keturunan
suku Negroid ini. Suku yang masuk dalam suku ini adalah suku Semang di
Semenanjung Malaysia dan Suku Negrito di Filipina.
2.
TEORI
NUSANTARA
Teori asal usul nenek moyang
Indonesia berikutnya adalah teori Nusantara yang bisa dibilang sangat berbeda
dengan teori Yunan. Teori ini menyebutkan bahwa bangsa Indonesia berasal dari
wilayah Indonesia itu sendiri, yakni tidak melalui proses migrasi dari daerah
manapun. Teori Nusantara ini didukung oleh para ahli, antara lain Gorys Keraf,
J. Crawford, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Muhammad Yamin.
Dasar utama teori Nusantara
adalah berdasarkan pada bangsa Melayu yang merupakan bangsa dengan peradaban
yang sudah tinggi. Anggapan tersebut didasari pada hipotesis bahwa bangsa
Melayu telah melewati proses perkembangan budaya sebelumnya di wilayahnya. Jadi
kesimpulannya, bangsa Melayu asli di Nusantara yang akhirnya tumbuh dan
berkembang dengan sendirinya tanpa adanya perpindahan ke wilayah
tersebut.
Teori Nusantara juga didukung
dengan penemuan adanya kesamaan bahasa Melayu dengan bahasa Kamboja karena
sebuah kebetulan. Kemudian penemuan Homo Soloensis dan Homo
Wajakensis di Pulau Jawa menjadi penanda bahwa keturunan bangsa Melayu
memiliki kompetensi berasal dari Jawa.
Berdasarkan perbedaan bahasa,
hal tersebut terjadi karena bahasa bangsa Austronesia mengalami perkembangan di
daerah Nusantara tersebut dengan bahasa yang telah berkembang di wilayah Asia
tengah, yakni bahasa Indo-Eropa.
3.
TEORI
OUT OF AFRICA
Teori Out Of Africa adalah
teori asal usul nenek moyang Indonesia yang lebih berbeda dari versi teori-
teori sebelumnya. Teori ini mengungkapkan bahwa asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari Afrika. Anggapan ini berdasarkan pada kajian ilmu
genetika lewat penelitian DNA mitokondria gen perempuan dan gen
laki-laki.
Merek kemudian bermigrasi dari
Afrika hingga ke wilayah Australia yang sudah mendekati wilayah Nusantara.
Teori ini kemudian mengungkapkan bahwa bangsa Afrika bermigrasi atau melakukan
perpindahan menuju Asia Barat sekitar 50.000-70.000 tahun yang lalu. Pada
sekitar tahun itu bumi sedang memasuki akhir dari zaman glasial, yakni ketika
permukaan air laut menjadi lebih dangkal karena air masih berbentuk
gletser.
Pada masa itu memang
memungkinkan manusia untuk menyebrangi lautan hanya dengan menggunakan perahu
sederhana. Perpindahan bangsa afrika ke Asia kemudian terpecah menjadi beberapa
kelompok. Ada kelompok yang tinggal sementara di bagian wilayah Timur Tengah
atau Asia Barat Daya da nada kelompok lain yang bermigrasi dengan menyusuri
Pantai Smeenanjung Arab menuju India, Ais Timur, Australia, termasuk
Indonesia.
Fenomena tersebut diperkuat
dengan penemuan fosil laki- kali di bagian wilayah Lake Mungo. Selain itu ada
dua jalur yang diperkirakan menjadi wilayah yang ditempuh oleh bangsa Afrika di
masa itu, yakni jalur untuk menuju Lembah Sunga Nil. Wilayah tersebut melintasi
Semenanjung Sinai kemudian ke bagian utara melewati Arab Levant dan jalur yang
juga melewati Laut merah.
4.
TEORI
OUT OF TAIWAN
Teori asal usul nenek moyang
Indonesia ini hampir serupa dengan teori sebelumnya. Teori Out Of Taiwan
mengungkapkan bahwa asal-usul bangsa Indonesia adalah berasal dari kepulauan
Famosa atau wilayah Taiwan. Teori ini rupanya didukung oleh ahli bernama Harry
Truman Simanjuntak yang mendasari atas argument pada teori ini.
Dasar utama dari teori Out Of Taiwan yang pertama adalah tidak adanya pola genetika yang sama antara kromosom manusia bangsa Indonesia dengan manusia dari bangsa Tiongkok. Masih berdasarkan teori ini, bahasa yang digunakan dan berkembang di nusantara adalah bahasa yang masuk dalam rumpun bahasa Austranesia.
Bahasa rumpun Austronesia ini digunakan oleh para leluhur bangsa Indonesia, terutama yang menetap di Pulau Formosa. Jadi dari segi bahasa sudah jelas bahwa orang-orang nusantara mengadopsi budaya Autranesia dan mengembangkannnya hingga menjadi bangsa Indonesia seperti saat ini.
Komentar
Posting Komentar